Sabtu, 07 Mei 2011

Pengalaman Sore Hari

Ini bisa disebut cerita konyol nan garing. Cerita ini terjadi beberapa menit setelah aku meninggalkan angkot yang aku naiki tadi. Aku jadi pengen salto kalo nginget cerita ini (haa?). Berhubung aku nggak bisa salto, jadinya aku cuma mesem aja. Okelah, terlalu banyak pembukaan. To the point aja yok!
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Saat itu...
Aku, Effly, Fia, dan Safira biasa pulang bareng. Saat itu, ada angkot yang super sepi. Berhubung nggak ada yang berminat, yaudah... kami naikin aja itu angkot. Heran deh, mereka kok antusias banget naik angkot. Sampe-sampe kesandung di dalam angkot.
Saat itu, angkot yang kita naiki bener-bener senyap. Kami aja sampe nyangka bakalan dioper saking sepinya. Untung aja nggak.. Hasilnya, kami malah ada pada kesibukan masing-masing. Effly sama Fia sibuk baca novel, Aku lagi sibuk bengong (sejak kapan bengong jadi kesibukan?), dan Bunga nggak jelas lagi ngapain (hehe, peace bung :) Setelah sekian lama, kenek pun angkat bicara. Katanya sih, mau ngambil mangga. Aku kira deket, ternyataa... Emang deket XD
Maksudku, deket daerah jabung... Angkot kami masuk ke arah belokan yang aku nggak tahu lokasinya namanya apa. Masuk sana, dan oh! Pemandangannya bagus banget... sawah kanan kiri. Aku cuma cengar-cengir liat kanan kiri disambut senyum Bunga yang keheranan.
Berikut dialognya :

Bunga : "Kenapa? "(sambil ngeliat mukaku dengan aneh...)
Safira : "Nggak apa... pemandangannya..." (sambil ngeliatin lewat jendela. Akhirnya Bunga ikutan juga dan sekarang Effly yang keheranan)
Effly : "Kenapa e?"
Safira : "Pemandangannya... "
Effly : "Biasalah... Belum pernah kesini" (Effly aja udah lupa sama novelnya karena saking terpesona sama pemandangan. Fia beda lagi...)
Effly : (Nyenggol Fia) "Fi, pemandangan!"
Fia : (Ngeliatin sekitar kayak orang linglung baru masuk piramida giza) "Hah? Kenapa?"
Semuanya diam... meresapi keindahan alam... ternyata...
Bunga : (Narik novel di tangan Fia terus diayunin keluar jendela. Lho?! itu novelku!) "Hahahaha..."
Safira : (Narik-narik tangan bunga) "BUNGAAAA!"
Bunga : (Cengengesan kayak orang tak berdosa) "hehehe..."
Fia : "Biar dah, bukan novelku ae..."
Effly : "Yee, tapi kamu penasaran ntar sama ceritanya..."
Fia : "Iya juga, sih..."
Semuanya senyap. Kok tambah jauh aja kayaknya... aku jadi panik dalam hati. Bisa dibayangkan, panik dalam hati itu bagaimana...
Bunga : "Ee, kok tambah jauuh?"
Safira : "Lho? Eh? Kok tambah jauh?" (Ngeliatin kedepan...)
Effly bisik-bisik...
Effly : "Jangan-jangan kita diculik..."
Safira : "Hah?!" Aduuhh, aku belum SMA! Belum kuliah! Mau diculik kayak gini? Aduuuhh... mana belum ngerancang cita-cita! masa mau diculik?! (Aku bener-bener panik saat itu...)
Kalo si Fia mah harus diceritain dua kali baru nyantol...
Effly : (Bisik-bisik ke Fia) "mau diculik katanya..."
Fia : (Melotot kaget) "Hah?!" (Ampun deh fiii.... perasaan udah dibahas daritadi, masa kagetnya tiga menit kemudian?)
Safira : "Pensil! Pensiiilll!!!" (Effly, Fia, sama Bunga malah melongo, bingung.)
Effly : "Buat apa pensil?"
Safira : "Kalo diculik, tinggal ditusuk tangannya!" (Beneran deh, aku deg-degan. Habisnya nggak pernah pergi sejauh ini) "Penggaris besiiii! Penggaris besiii!"
Fia : "Mana? mana?"
Safira : "Aku bawa!" (Aku panik banget pas itu. Beneran!)
Fia : "Cutter! Cutter!"
Safira : "Ada?"
Effly : "Aku bawa..." (nunjuk-nunjuk tas) "Pake novel ini!" (Nunjukin bukunya Tita yang lumayan tebel)
Bunga : "Apakooohhhh..."
Safira : "Buku Fisikaaaa! Buku Fisikaaa!" (Perlu diketahui, buku Fisika kami tu tebel bin gede banget!)
Fia : "Buku ghorib! buku ghorib!"
Safira : "Buat apa?"
Fia : "Biar bisa ngaji, biar slamet..." (Ide yang bagus! abisnya Fia nggak ada senjata gede sih, maksudnya aku sama Effly yang perang... Fia yang doa'in.)
Effly : "Saf, aku jadi deg-degan beneran taoh!" (Raut mukanya mencemaskan. Membuat orang lain yakin kalo Effly khawatir, bukan lagi makan tahu.)
Safira : "Beneran aku fly..." (Aku saat itu kalang kabut sendiri.)
Kayaknya udah jauuuuhh banget. Sampe-sampe kita ngelewatin makam...
Safira : "Ada makam! Ada makam!"
Fia : "Kenapa?" (Disini, kayaknya Fia yang nyantai)
Safira : "Ada empat lubang disana! Buat kitaaaa" (Kege-eran)
Effly : "Yeee..."
Tak lama kemudian, kenek tersebut mengajak sesorang masuk. Dengan alasan "ambil mangga..." orang itu akhirnya naik juga. Aku, Fia, Effly, dan Safira jadi aneh sendiri.
Effly : "Jangan-jangan orang itu mau jemput orang lagi! Biar jadi empat! Kita disandera!"
Safira : "Haduu.." (Makin panik)
Kenek : "Pindah dulu semuanya kebelakang..."
Akhirnya kami bertiga kebelakang. Dan memperyakin kalo kita.... DICULIK! Ternyata pindah ke jok belakang itu susah! Apalagi si Fia sama Bunga malah nyesek-nyesekan disitu. Udah tau ini angkot sempit masih aja pengen dulu-duluan.
Effly : "Jangan-jangan kita disuruh kebelakang biar nggak kabur!"
Safira : "Iya tuh! Booo, gimana ini?"
Sementara itu... orang yang tadi dijemput ada didepan kami. Sebut saja Ode (Orang didepan). Setelah urusan agak selesai... akhirnya kenek tanya "ada yang turun pengadangan?". aku ngangguk. dan setelah itu perjalanannya tambah rumit...
Safira : "Jangan-jangan mulut kita ntar disumpel pake mangga!"
Effly : "Iya tuh! Aku bawa cutter, tinggal dikupas ntar."
Safira : "Atau kalo nggak, kita bakal disumpel pake karung mangga!"
Fia : "Eh, itu mobilku!" (Fia nunjuk-nunjuk mobil sedan yang warnanya mirip)
Safira : "Civic!" (Nyebutin merk mobil)
Fia : "Eh, bukan ding! Itu beda..."
Effly : "Itu mobilku! Corolla!" (Aku sama Fia bingung,) "ehehe, jauh ya? Corolla sama Civic?"
Safira : "Sepeda ontel ijo tuaaaa!" (Aku memekik.)
Bunga : "Lebay deeehhh..."
Effly : "Sungaaaaaiii!"
Bunga : "Aneh anak dua nii..."
Perasaan daritadi si Ode mesti ngikutin arah yang kami tunjuk. Dengan raut muka bingung tentunya. Kami jadi ngikik liat ekspresinya si Ode yang malah aneh begitu. Ternyata, angkot ini mau pulang...
Effly : "Enak nih, kepala boleh keluar. Nggak ada kendaraan sih..." (Effly melongokkan kepalanya keluar jendela)
Safira : "Iya nggak ada, adanya pohon ceri yang cabangnya panjang-panjang yang bisa nyangkutin jilbabmu itu!"
Fia : "Eh, tadi ada wartel! Kalo diculik kita bisa nelpon!"
Safira : (Nggak ngerti) "Hoe?"
Effly : "Hah?, iya ya..." (Sekian lama... aku baru nyantol!) "Eh, keneknya nggak ada ya?" (Keneknya udah turun soalnya)
Safira : "Iya... Oh iyaaa! ngerti akuu... mana wartel?"
Fia : "Udah lewat tadi!"
Safira : "oooh, hehehe"
Fia : "Malem kita ni..." (Khawatir)
Safira : "Kita tuh manusia fi, bukan malem..."
Fia : "Maksudnya datengnya malem..." (Mendengus) "Eh, sopirnya nelfon-nelfon tuh! Jangan-jangan kita diculik beneran!"
Safira : "Hwaaa! Iya!"
Effly : "Booo, iya!"
Akhirnya keliatan juga tuh jalan raya...
Fia n Safira : "Alhamdu...." (Niatnya sih bersyukur... tapi...)
Effly : "Liat... jalan rayanya fatamorgana!" (Gubraak!)
Safira : "Effly lebay deeehhh..."
Fia : "Aku lupa kalo ada jalan raya..."
Safira : "Ya Allah fi, pikun menahun ya?" (Geleng-geleng) "Eh, nanti kalo aku diturunin di pengadengan gimana? kan aku turun di perumahannya..."
Bunga : "Keneknya nggak ada ya?"
Safira : "Dari tadiiiii!"
Effly : "Ya bilang turun dimana, nduk..."
Safira : "Paaaaakkkk!" (Sopir itu nanggepin) "Perumahan pengadengan ya!"
Sopir : "Apa? Pengadengan?"
Safira : "Perumahaaaannn..."
Sopir : "Pengadengan?"
Safira : "Perumahhaaaannnnnn"
Sopir : "Hah? Maju bing..." (Akhirnya sambil bersungut-sungut aku maju ke jok depan. Odenya sudah pindah di bangku paling pertama)
Safira : "Perumahaaaaannn... pengadengaaannn..." (Niatnya sih memperjelas, tapi kedengerannya jadi kayak paduan suara)
Sopir : "Oooh, iya iya..."
Akhirnya setelah meyakinkan sopir kalo aku turun di perumahan, aku beneran turun disitu. Entah ngomong apa si sopir... Aku nggak dengerin sih....
Effly : "Saaafff... katanya pak sopirnya... ablableblehbalablabla (nggak denger ngomong apa)!"
Safira : "Iya!" (Aku nggak ngerti sih, ya jawab gitu aja)
Effly : "Saafff! eblehabalahablebbbeleabahallababbe (gak denger)!"
Safira : "Iyelahhh..."
Angkot itupun pergi jauh... Menyisakan sebuah kenangan (huhuhu)... yang pasti aku yakin bakal diinget sama temen-temen yang sudah nyangka bakalan diculik. Ehehehe... Lagipula siapa yang bakal nyulik kami? Ngurangin jatah makan aja! Bukannya untung, malah jadi rugi.

Uwaaaah, itulah ceritanya. Aku nggak yakin kalo runtutannya bener. Soalnya aku kebanyakan lupa sih... Aku yakin kalian bakal mengecap kesan "ANEH" di cerita ini.
Oh iya! Kalo nggak percaya tanyain aja sama sopir angkotnya.Yang jelas ini kisah nyata lho ;)
Juga cek di blog Fia, Effly, dan Bunga ya!
Tentunya ada dan beda versi dong... Tapi intinya sama kok :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar